
Hampir semua warga muslim di dunia, punya cara tersendiri untuk mengenang hari lahir Nabi Muhammad SAW, atau disebut Maulid Nabi. Di Aceh, peringatan maulid selalu dilakukan dengan zikir dan makan bersama ragam menu menghadirkan kuliner khas masing-masing.
Selain itu, penceramah pada maulid tersebut, Ustaz Das’ad Latif menyampaikan sesama muslim menjaga kesatuan dan persatuan, berbeda pendapat (mashab) adalah hal yang biasa. Dari dulu ulama ulama kita berbeda pendapat, jangan saling menghina, menghasut, dan memojokkan, bersaudaralah karena Allah. “Jangan mencari dalil untuk melemahkan sesama muslim dan jangan mencela sesama muslim,” tutur seusai Maulid Nabi.
Belajar dari masa lalu, lanjutnya, konflik TNI dan GAM yang tidak ada enaknya, sekarang saatnya bersatu dan menjalin persaudaraan sesama muslim. “Jika Aceh damaikan yang nikmatikan orang Aceh bukan orang Sulawesi apalagi orang Jawa,” ungkapnya.
Ustaz Das’ad juga mengingatkan, Allah telah memberikan dua kenikmatan untuk Aceh. Pertama, kenikmatan melaksanakan syari’at Islam, dan kedua diberikan izin melindungi konstitusi untuk mendirikan partai lokal, kebijakan yang tidak dimiliki oleh provinsi lain di Indonesia.